Selasa, 27 Mei 2008

Kamera

Libur akhir tahun akan segera tiba. Rendi dan teman-temannya berencana untuk berlibur ke suatu tempat yang dapat melepaskan kepenatan setelah mereka ujian akhir semester ini.
“Bandung, Jogjakarta, atau Bali? Atau kita keluar negri saja?” Kata Rendi dengan sombongnya.
Dengan suara yang berisik di kelas, Rendi mengajak teman-temannya. Memang kebanyakan teman Rendi dan juga seisi kampusnya merupakan mahasiswa yang memiliki banyak uang, bayangkan saja setiap semester orang tua mereka harus membayar uang sebesar tujuh juta lebih, belum termasuk biaya hidup Rendi yang serba ada.
Terjadilah pembicaraan antara Rendi dan teman-temanya di kafe Starbuck yang berada di kampus moderen itu. Enam orang yang diajak Rendi langsung menginginkan ajakannya yang pasti pacarnya Susi ikut berlibur, lalu Malki, Ferdi dan pacarnya masing-masing yang bernama Rossa dan Sesa.
“Kita ke Bandung saja, disana banyak Club yang bisa kita datangi saat malam tahun baru, hingga larut pagi kita bisa bebas ber-party disana.” Kata Sesa si ratu clubbing yang dengan semangat meyakinkan teman-temannya.
“Itu dah biasa, kita bisa kapan aja pergi ke Club.” Jawab Rendi dengan remehnya.
“Kita ke Bali mau ngga?” Rendi menyela.
“Bali?” Dengan bersamaan mereka menjawab.
Satu jam berlalu dan mereka sepakat untuk pergi berlibur akhir tahun ke pulau dewata Bali. Masih tiga minggu lagi dan mereka mempersiapkan segalanya dengan baik, dari pemesanan tiket untuk pergi dan pulang hingga penginapan mereka di Bali nanti.
Mereka harus ujian sehari sebelum pemberangkatan ke Bali, karena jadwal ujian sangat padat dan harus selesai sebelum libur akhir tahun berakhir dan memulai semester baru tahun depan. Hari terakhir mereka ujian, saat yang sudah nereka tunggu-tunggu akhirnya datang juga, dengan cepatnya Rendi mengumpulkan kertas ujian dan segera menemui teman-temannya yang akan berangkat bersama besok pagi. Pertemuan di kafe yang sama seperti sebelumnya, mereka dengan senang dan sudah mempersiapkan segalanya untuk liburan besok.
“Bagaimana ujian terakhir kalian?” Ferdi menanyakan teman-temannya.
“Pokoknya ujian udah selesai and kita akan berlibur besok, hahaha” Jawab Ferdi dengan bahagia.
Hari yang ditunggu-tunggu telah datang, mereka berangkat menuju bandara Soekarno Hatta menggunakan bis Damri yang telah disediakan di terminal Blok M. Sampai mereka di bandara, pesawat yang akan mereka tumpangi mengalami kerusakan mesin dengan begitu keberangkatan mereka tertunda. Mereka menunggu di kafe favorit yang sudah terkenal dan memiliki banyak cabang dimana-mana. Dengan santai mereka berbincang dan sedikit melupakan penundaan pemberangkatan yang sangat membosankan, bayangkan tiga jam penundaan sudah berlangsung. Sudah tiga jam mereka berada di kafe tersebut, banyak makanan dan minuman yang berada di atas meja mereka dan terihat sangat berantakan.
Akhirnya pesawat pengganti sudah dipersiapkan maskapai, mereka dengan semangat membawa barang bawaan menuju bagian tiket untuk segera diproses. Malki ingin ke toilet, dengan panik dia menuju toilet karena pesawat akan segera take off beberapa menit lagi. Dengan terburu-buru Malki memasuki toilet untuk buang air kecil yang sudah tidak tertahankan, sendirian Malki di dalam toilet. Lalu, di pojok toilet ada sosok hitam yang terlihat sedang buang air kecil tetapi lebih lama daripada Malki dan dengan rasa takutnya Malki segera meninggalkan toilet tersebut.
Berlari Malki menuju kabin pemberangkatan, disana Rossa sudah menunggu. Kekasih Malki yang sudah lama menjalin hubungan dengannya.
“Lama sekali Say?” Tanya Rossa.
“Iya maaf, dari tadi minum coffelatte banyak banget, tiga jam nunggu yaa tiga gelas coffelatte aku minum.” Jawab Malki dengan sedikit pucat karena rasa takut bercampur lelah dan takut tertinggal.
Di dalam pesawat, mereka masing-masing duduk di kusinya, sepintas Malki melihat sosok hitam itu lagi. Ferdi yang duduk disebelahnya menegur Malki karena dia terlihat pucat.
“Kenapa Malki?” Tanya Ferdi.
“Ngga, gue kayak melihat sesuatu seperti tadi waktu di tolet.” Jawab Malki dengan sedikit gugup.
“Liat apa mang lo apa lo mabok udara, kaya kaga pernah naik pesawat aj lo?” Tanya Ferdi lagi.
“Orang dengan baju serba hitam, waktu gue di toilet tu orang lebih lama pipisnya daripada gue.” Jawab Malki.
“Hahaha, tu orang bis banyak minum kali Mal.” Ferdi menjawab dengan kocaknya.
Tidak terasa, pesawat akan landing di bandara Ngurah rai. Rendi dan kawan-kawan sudah tidak sabar lagi ingin menginjak tanah Bali. Turun dari pesawat lagi-lagi Malki melihat sosok hitam yang sudah berada jauh di pintu masuk bandara. Dia sangat heran karena hanya dia yang menyadari keberadaan orang itu.
Bagi Malki liburannya jadi terganggu dengan hal-hal aneh sedangkan teman-temannya tidak menghiraukan kejadian yang dialami Malki sejak berada di Jakarta. Dengan seketika ban belakang pesawat meledak, duuaaarrr....!!! semua orang yang berada disekitar pesawat panik dan ada yang berteriak karena ketakutan.
“Gila, untung aja udah selese take off.” Ujar Rendi dengan emosi.
“Sudahlah, biar saja itu urusan mereka. Kita sekarang menuju ke hotel cuuiii.” Kata Ferdi dengan semangat.
Rasa takut yang ada pada diri Malki semakin menjadi, dia bertanya dalam hati “Apa jadinya kalau ban pesawat itu meledak sebelum pesawat berhenti take off???”
Mereka menuju hotel dengan menggunakan colt yang disediakan oleh travel yang telah mereka sewa. Diperjalanan mereka melihat pemandangan yang sangat indah, Bali merupakan surganya para wisatawan mancanegara maupun lokal. Ferdi dan teman-temannya memilih hotel yang berada di daerah pesisir pantai Kuta dan dekat dengan Legian, yang merupakan tempat berlibur yang paling pas untuk anak muda jaman sekarang.
Mereka melewati monumen peringatan bom Bali, bukannya sedih dan berkabung, Ferdi dan kawan-kawan hanya asyik foto bersama dengan latar monumen tersebut dengan menggunakan kamera digital miliknya. Sampailah mereka di hotel Hard Rock dengan pemandangan matahari terbenam yang indah.
Ferdi dan kawan-kawan menuju ke kamar dan beristirahat sebentar. Dengan tidak sabar Rendi menghidupkan laptop dan memindahlan foto yang telah diambil tadi. Kagetlah Rendi, karena yang dia lihat gambar-gambar dengan penampakan latar yang gelap.
Rendi memanggil teman-temannya, “Guys, honey liat sini, buruan?!?”
“Ada apa Rend?” Jawab teman-temannya.
“Lihat?” Kata Rendi.
Mereka langsung memenuhi pandangan laptop.
“…”

Tidak ada komentar:

Nicola, paralyzed after a car crash, falls in love for his physiotherapist Lucia. Franco and Manuela, a young couple unfit to have child, fly to (more...)
50% liked it

Unrated

Director: Giovanni Verone...

Released: Jan 19, 2007